Sejarah Peta
Peta
Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi
pada bidang datar yang diperkecil dengan ukuran skala tertentu. Suatu Peta
merupakan penggambaran secara grafis atau bentuk skala (perbandingan) dari
konsep mengenai bumi. Hal ini berarti bahwa peta merupakan alat untuk
menyampaikan informasi mengenai ilmu bumi.
Pemetaan (Kartografi) merupakan ilmu dan seni dalam
pembuatan peta. Pertama kali, peta dibuat oleh bangsa Babilonia berupa
lempengan berbentuk tablet dari tanah liat sekitar 2300 S.M. Pemetaan dijaman
Yunani Kuno sangat maju pesat. Pada saat itu, Konsep dari Aristoteles bahwa
bumi berbentuk bola bundar telah dikenal oleh para ahli filsafat (sekitar 350
S.M.) dan mendapat kesepakatan dari semua ahli bumi.
Peta-peta wilayah Eropa didominasi dengan cara pandang
agama, yang dikenal dengan peta T-O. Pada bentuk beta seperti ini, Jerusalem
dilukiskan di tengah-tengah sebelah timur yang diorientasikan menuju bagian
atas peta. Penjelajahan Bangsa Viking pada abad 12 di Utara Atlantic, secara
perlahan menyatukan pemahaman mengenai bumi. Sementara itu, ilmu kartografi
terus berkembang dengan lebih praktis dan realistic di wilayah Arab, termasuk
daerah Mediterania. Tentu saja, cara pembuatan peta masih dilukis dengan
tangan, dimana penyebarannya masih sangat dibatasi.
Penemuan alat cetak pembuat peta semakin banyak tersedia
pada abad 15. Peta pada mulanya dicetak menggunakan papan kayu yang sudah
diukir berupa peta. Percetakan dengan menggunakan lempeng tembaga yang diukir
muncul pada abad 16 dan tetap menjadi standar pembuatan peta hingga teknik
fotografis dikembangkan. Kemajuan utama dalam pembuatan peta mendapat perhatian
sepanjang masa eksplorasi pada abad 15 dan 16.
Peta terus berkembang pada abad 17, 18 dan 19 secara lebih
akurat dan nyata dengan menggunakan metode-metode yang ilmiah. Pemetaan Modern
berdasarkan pada kombinasi penginderaan jauh (Remote Sensing) dan pengecekan
lapangan (Ground Observation). Geographic
Information Systems (GIS) muncul pada periode 1970-80-an. GIS menggeser
paradigma pembuatan peta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar