Sabtu, 05 Januari 2019

Urbanisasi yang Terkait Dengan Pola Penggunaan Lahan Pertanian di Masa Lalu di Pinggiran Kota Dari Mega-Kota Delta Asia: Studi Kasus Di Bangkok

Takaya (1987) menjelaskan bahwa delta tidak benar-benar cocok untuk budidaya awalnya, namun akibat pengembangan teknologi rekayasa pertanian yang pesat maka telah membantu para masyarakat untuk menaklukkan kondisi lingkungan delta agar lahan yang sebelumnya dianggap tanah kosong kini dapat dikembangkan menjadi lahan pertanian produktif. Transisi dari sawah ke lahan perkotaan berarti hilangnya daerah retensi banjir, yang sering menyebabkan terjadinya bahaya banjir (Haruyama, 1990). Oleh karena itu, investigasi terperinci terhadap perubahan tata guna lahan dengan estimasi kuantitatif hilangnya kapasitas penggenangan karena penurunan sawah penting untuk perencanaan daerah dengan mempertimbangkan bahaya banjir.
Studi ini menjelaskan distribusi spasial perubahan penggunaan lahan dari lahan pertanian ke bentuk saat ini, dan memeriksa perubahan terkait pada distribusi vertikal dari tipe penggunaan lahan baru selama sekitar setengah abad di pinggiran perkotaan delta Asia mega-kota Bangkok, Thailand.

 

  • Terletak di bagian timur laut kota
  • Elevasi rata-rata 2 m
  • Jenis tanah lempung tanah liat yang bersifat asam  terutama di bagian utara daerah penelitian (tidak menguntungkan)
  • Daerah terluar dari urbanisasi baru baru ini
METODE PENELITIAN

1. Sumber data
Membuat peta penggunaan lahan dari foto udara/citra satelit dengan digitasi manual menggunakan perangkat lunak GIS, TNTmips versi 6.5.
       Pertama, penggunaan lahan lama dan baru secara keseluruhan lokasi studi menggunakan citra 1:40 000 di 1952 dan 1:50 000 di 1998.
       kedua, kedua sampel site yakni di system khlong linear dengan lahan pertanian kotak besar dan pada system khlong irregular dan lahan pertanian irregular menggunakan citra 1:50.000 di 1967, 1:15.000 di 1979, 1:20.000 di 1987, dan 1:20 000 di 1995.
       untuk mengklasifikasikan perumahan dilakukan secara survey lapangan.
Melakukan pengukuran elevasi sebanyak 595 titik elevasi sesuai jenis penggunaan lahan, serta menggunakan laser 400LH untuk mengukur derajat dan ketinggian
       Mewawancarai warga sekitar serta instansi pemerintah setempat terkait sejarah lokasi studi dan bencana banjir yang pernah terjadi.
2.   TEKNIK ANALISIS
·      MELAKUKAN PERHITUNGAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN (MENGGUNAKAN ARCGIS) Kami menghitung area perubahan penggunaan lahan dengan overlay peta penggunaan lahan digital di setiap periode menggunakan perangkat lunak GIS, ArcView versi 3.2
·      MENGANALISIS HUBUNGAN ANTARA JENIS PENGGUNAAN LAHAN DENGAN ELEVASI
Menguji hubungan antara level lahan dan tipe penggunaan lahan dengan beberapa perbandingan menggunakan uji U Mann-Whitney dengan koreksi Bonferroni (P <0,05)
·      MENGHITUNG VOLUME PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN
Kami menganggap tingkat sawah sebagai level lahan asli. Kami mengambil perbedaan antara ini dan elevasi rata-rata dar i masing-masing tipe penggunaan lahan, kedalaman kolam, dan kedalaman khlong (diperkirakan berdasarkan survei lapangan). 

HASIL
Perubahan Penggunaan lahan dari tahun 1952 – 1988
 

 

Sebagian besar wilayah studi tertutup oleh sawah pada tahun 1952, dan pemukiman manusia hanya terletak di sepanjang khlongs. Bagian utara dihuni dengan sawah besar dan grid khlong yang memotong jalur air alami, sedangkan bagian selatan diduduki dengan sawah kecil dan rerumputan yang rumit sebagai perluasan bekas aliran sungai. Perbedaan ini mencerminkan perbedaan waktu reklamasi. Pada tahun 1998, wilayah studi hampir ditutupi oleh daerah-daerah yang dibangun, yang memiliki kecenderungan untuk meningkatkan luas dan kepadatan dari timur ke barat. dalam jenis bangunan antara utara dan selatan. Perumahan di bagian utara wilayah studi terutama townhouse, tetapi di bagian selatan, terutama perumahan kumuh.


Kelompok :
Yolla Yuanditra - 10070316095
Nick Rafidah Ismaniar - 10070316096
Muhamad Ridzky Ramadhan - 10070316097

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar