Rabu, 10 Mei 2017

Smart Mobility

Smart Mobility

Salah satu indikator smart city adalah smart mobility, yaitu sistem pergerakan
yang memungkinkan terjadinya pemenuhan kebutuhan dengan pergerakan seminim
mungkin dan secepat mungkin. Adapun indikator dari smart mobility, menurut Boyd
Cohen, ada tiga yaitu Mixed modal access, Prioritized clean and non-motorized
options, and integrated ICT.



 Gambar Smart Mobility di kota London
Sumber : panduanwisata. id


Indikator Smart Mobility :
Responsif
Sistem mobilitas yang mampu memenuhi kebutuhan,keinginan dan harapan pergerakan penggunanya secara aktual
Inovatif 
Sistem mobilitas yang memungkinkan pergerakan denganefektif dan efisien
Kompetitif
Sistem mobilitas yang memberikan banyak pilihan perjalanan

Tujuan Smart Mobility :
Mengurangi polusi

Mengurangi kemcetan

Meningkatkan keamanan

Meningkatkan kecepatan transfer

Mengurangi biaya transfer
Sasaran Smart Mobility :

Mengatasipermasalahantransportasi

E-parking yang termonitoring secarabaik

Traffic management

Ruasjalandanketersediaanprasarana yang memadai

Integrasi/konektivitasantartitik vital sebuah kota


Kelompok :

Yolla Yuanditra - 10070316095

Nick Rafidah Ismaniar - 10070316096

Muhamad Ridzky Ramadhan - 10070316097



Sabtu, 14 Januari 2017

Pengindraan Jauh



Pengertian Penginderaan jarak jauh
Menurut Lillesand dan Kiefer
Pengindraan jauh adalah  ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah atau gejala dengan jalan menganalisis  data yang diperoleh dengan menggunakan alat  tanpa  kontak  langsung  terhadap objek,  atau  gejala yang dikaji.

Komponen Sistem Pengindraan  Jauh
Pengindraan jauh sebagai  suatu  sistem  tidak bisa terlepas  dari beberapa bagian  yang  saling terkait  antara  komponen yang  satu  dengan  komponen lainnya. Secara  skematis sistem kerja dari pengindraan jauh dapat  dilihat pada gambar  di bawah  ini.
Komponen-komponen pengindraan jauh meliputi hal-hal berikut.

a.  Sumber Tenaga
Dalam  pengindraan jauh  harus  ada  tenaga  untuk  memantulkan  atau memancarkan objek di permukaan bumi. Tenaga yang digunakan adalah tenaga elektromagnetik, dengan  sumber utamanya  adalah matahari.  Tenaga  lain yang bisa digunakan adalah sumber tenaga buatan, sehingga dikenal adanya pengindraan jauh sistem pasif dan pengindraan jauh sistem aktif.

1)  Pengindraan Jauh Sistem Pasif
Pada  pengindraan jauh  sistem  pasif,  tenaga  yang  menghubungkan perekam dengan objek di bumi dengan menggunakan tenaga alamiah  yaitu matahari (dengan memanfaatkan tenaga pantulan), sehingga perekamannya hanya  bisa dilakukan pada  siang hari dengan  kondisi cuaca yang cerah.

2)  Pengindraan Jauh Sistem Aktif
Pada pengindraan jauh sistem aktif, perekamannya dilakukan dengan tenaga   buatan  (dengan  tenaga   pancaran), sehingga  memungkinkan perekamannya dapat  dilakukan pada  malam hari maupun  siang hari, dan di segala cuaca.



b.  Atmosfer
Atmosfer mempunyai peranan untuk menghambat dan mengganggu tenaga atau sinar matahari  yang datang (bersifat selektif terhadap panjang gelombang

c. Interaksi antara Tenaga dan Objek
Setiap objek mempunyai  sifat tertentu dalam memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor.

d. Perolehan Data
Perolehan data dapat dilakukan dengan cara manual  secara visual, maupun dengan numerik atau digital. Perolehan data dengan menggunakan cara manual yaitu cara memperoleh data dengan  menginterpretasi foto udara secara visual. Perolehan data  dengan  cara numerik  atau  digital yaitu dengan  menggunakan data digital melalui komputer.

e. Pengguna Data (User)
Tingkat keberhasilan  dari penerapan sistem pengindraan jauh ditentukan oleh  pengguna data.  Kemampuan pengguna data  dalam  menerapkan hasil pengindaraan jauh juga dipengaruhi  oleh pengetahuan yang mendalam  tentang disiplin ilmu masing-masing  maupun  cara  pengumpulan data  dari  sistem pengindraan jauh


Jumat, 13 Januari 2017

Sejarah Peta



Sejarah Peta

Peta
Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan ukuran skala tertentu. Suatu Peta merupakan penggambaran secara grafis atau bentuk skala (perbandingan) dari konsep mengenai bumi. Hal ini berarti bahwa peta merupakan alat untuk menyampaikan informasi mengenai ilmu bumi.

Pemetaan (Kartografi) merupakan ilmu dan seni dalam pembuatan peta. Pertama kali, peta dibuat oleh bangsa Babilonia berupa lempengan berbentuk tablet dari tanah liat sekitar 2300 S.M. Pemetaan dijaman Yunani Kuno sangat maju pesat. Pada saat itu, Konsep dari Aristoteles bahwa bumi berbentuk bola bundar telah dikenal oleh para ahli filsafat (sekitar 350 S.M.) dan mendapat kesepakatan dari semua ahli bumi.

Peta-peta wilayah Eropa didominasi dengan cara pandang agama, yang dikenal dengan peta T-O. Pada bentuk beta seperti ini, Jerusalem dilukiskan di tengah-tengah sebelah timur yang diorientasikan menuju bagian atas peta. Penjelajahan Bangsa Viking pada abad 12 di Utara Atlantic, secara perlahan menyatukan pemahaman mengenai bumi. Sementara itu, ilmu kartografi terus berkembang dengan lebih praktis dan realistic di wilayah Arab, termasuk daerah Mediterania. Tentu saja, cara pembuatan peta masih dilukis dengan tangan, dimana penyebarannya masih sangat dibatasi.

Penemuan alat cetak pembuat peta semakin banyak tersedia pada abad 15. Peta pada mulanya dicetak menggunakan papan kayu yang sudah diukir berupa peta. Percetakan dengan menggunakan lempeng tembaga yang diukir muncul pada abad 16 dan tetap menjadi standar pembuatan peta hingga teknik fotografis dikembangkan. Kemajuan utama dalam pembuatan peta mendapat perhatian sepanjang masa eksplorasi pada abad 15 dan 16.

Peta terus berkembang pada abad 17, 18 dan 19 secara lebih akurat dan nyata dengan menggunakan metode-metode yang ilmiah. Pemetaan Modern berdasarkan pada kombinasi penginderaan jauh (Remote Sensing) dan pengecekan lapangan (Ground Observation). Geographic Information Systems (GIS) muncul pada periode 1970-80-an. GIS menggeser paradigma pembuatan peta.